5 tren Martech yang perlu Anda ketahui untuk tahun 2022

Ini adalah waktu yang tepat untuk merencakan digital marketing Anda pada tahun yang baru ini. Pada tahun 2021, kita telah melihat bagaimana transformasi digital meningkat dengan pesat. Disrupsi digital hanya akan menjadi semakin cepat pada tahun 2022 dengan pertumbuhan eksponensial dalam teknologi untuk mendukung marketing yang lebih mudah dan lebih cerdas.

Di sini kami merangkum lima tren teknologi marketing yang harus Anda ketahui.

#1 Bersiap untuk cookie-less

Hampir setiap marketer tahu era privasi data akan segera tiba, tetapi lebih dari tiga dari lima perusahaan belum siap untuk menghadapi cookie-less di masa mendatang, menurut Adobe.

Dari data pihak ketiga menjadi first, zero party data 

Meskipun Google memperpanjang penghentian third-party cookie hingga 2023, para marketers memiliki waktu terbatas untuk memikirkan kembali strategi marketing mereka dengan mempertimbangkan data yang dimiliki (first-party, zero-party). Lagi pula, penghapusan third-party cookie dari Chrome (65% dari pasar browser global) berarti penurunan yang signifikan pada keakuratan penargetan audiens dan efektivitas kampanye iklan (ROAS).

Kebutuhan untuk memusatkan data pelanggan di satu tempat

Solusi untuk cookie-less di masa mendatang melibatkan first- / zero- party data, kelompok pengguna, kontekstual, dan lebih banyak digerakkan oleh AI untuk memahami dan berinteraksi dengan audiens.

First party data adalah data yang pelanggan Anda berikan persetujuan untuk Anda kumpulkan, seperti perilaku situs web, email, telepon, dll. Zero party data adalah data yang dengan sengaja dibagikan oleh pelanggan Anda – Data yang Anda kumpulkan dari survei pelanggan, kuis dll. First party data dan Zero party data datang langsung dari pelanggan Anda dan dimiliki oleh Anda.

Karena ini semua tentang data pelanggan, menggunakan platform terpusat yang membuat pengumpulan data lebih sederhana, membangun satu tampilan pelanggan dan menghubungkan data ke beberapa channel secara mudah harus mulai dipertimbangkan. Oleh karena itu, baik customer data platform (CDP) dan customer relationship management platform (CRM) yang secara efektif melayani kebutuhan tersebut akan menunjukkan tren yang meningkat pada tahun 2022.

Strategi terlebih dahulu, investasi kemudian

Faktanya, marketing yang berpusat pada pelanggan telah tersedia selama bertahun-tahun, tetapi tidak digunakan secara luas. Karena periklanan digital tradisional menjadi kurang efektif, marketers diharuskan untuk memanfaatkan data pelanggan mereka sebaik-baiknya.

Tujuannya jelas, tapi prosesnya berliku. Masalah yang dihadapi banyak perusahaan saat ini adalah kurangnya rencana data, bukan integrasi teknis. Hanya meng-hosting data Anda tidak melakukan apa-apa sampai Anda mulai menggunakannya. Jika “strategi data pihak pertama” yang lengkap tampaknya terlalu sulit, Anda selalu dapat memulai pengujian dengan memetakan perjalanan pengguna utama Anda ke sistem yang lebih terbatas dan mengatur komunikasi antar channel.

#2 Personalisasi terus menaklukkan pasar

Sekarang Anda ingin menempatkan pengumpulan data first party/zero party dalam rencana strategi marketing Anda, tetapi untuk melakukannya, Anda memerlukan izin dari pelanggan Anda terlebih dahulu. Keberhasilan Anda dalam marketing berbasis persetujuan dibangun di atas dasar kepercayaan yang kuat. Hubungan tersebut bersifat bilateral. Pelanggan jauh lebih bersedia untuk berbagi data dengan Anda ketika mereka tahu hal apa yang mereka dapatkan dengan data mereka.

Ingat ketika Anda setuju untuk berbagi dengan Netflix tiga acara yang Anda sukai untuk rekomendasi yang dibuat khusus untuk Anda? Jika iya, maka Anda tahu persis apa yang kami bicarakan di sini.

Personalisasi menjadi “Ekspektasi Dasar”

Bukan rahasia lagi bahwa personalisasi adalah hal yang harus dimiliki. Menurut Accenture, 91% konsumen saat ini mengatakan bahwa mereka lebih cenderung berbelanja dari perusahaan yang memberikan penawaran dan rekomendasi yang relevan dengan mereka.

Sementara 85% bisnis percaya bahwa mereka memberikan pengalaman yang cukup dipersonalisasi kepada pelanggan, hanya 60% konsumen yang setuju dengan itu (Twilio Segment, The State of Personalization 2021 Report) Jelas, ada kesenjangan antara apa yang diberikan perusahaan dan apa yang benar-benar diinginkan pelanggan. Tapi, di mana letaknya?

Tidak cukup melakukan apa yang sudah Anda lakukan, Anda harus membuatnya LEBIH BAIK

Pertama, personalisasi adalah tentang perjalanan. Meskipun perusahaan memiliki banyak channel untuk berkomunikasi dengan pelanggan akhir-akhir ini, channel tersebut sering berjalan dalam silo. Akibatnya, pesan marketing serupa melalui channel yang berbeda menjangkau pelanggan tanpa sinergi, seringkali mengakibatkan komunikasi berlebihan yang mengganggu. Di sisi lain, sementara 70% marketers menerapkan personalisasi pada email, hanya sekitar 20% yang menggunakan personalisasi di channel lain. Akibatnya, pengalaman pengguna secara keseluruhan tetap terfragmentasi.

Kedua, personalisasi perlu dilakukan dalam skala besar. Segmentasi berbasis aturan manual untuk memberikan pengalaman yang dipersonalisasi hanya bisa berkembang sejauh ini. Perilaku konsumen sangat kompleks dan non-linier sehingga Anda dapat menelusuri berbagai hal di beberapa perangkat, melompat ke satu perangkat, dan dengan cepat tertarik ke perangkat lain. Aturan bersyarat yang sederhana tidak menjelaskannya dengan baik, tetapi membuat banyak aturan adalah berlebihan. Oleh karena itu, personalisasi biasanya dilakukan dalam skala kecil. Untungnya, AI dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini dan mencapai personalisasi 1:1 yang sebenarnya. AI dapat dengan cepat memahami niat pelanggan yang sebenarnya, mengantisipasi perilaku, dan membuat rekomendasi real-time.

Dengan kebutuhan untuk memberikan pengalaman eksklusif yang lebih baik, marketers harus menjaga kinerja berbagai channel berdasarkan perjalanan pengguna dan prediksi yang didukung AI menjadi dasarnya.

#3 Channel spotlight: Emails, chatbots, dan trennya

Di antara semua channel marketing, email dan chatbot menjadi highlights di tahun 2022.

Email kembali dan sedang dalam proses untuk menjadi lebih canggih

Email sudah ketinggalan zaman? Coba dipikirkan lagi. 78% marketers mengatakan mereka telah melihat peningkatan engagement pada email selama 12 bulan terakhir. Selain itu, Email masih berperan sebagai salah satu channel marketing dengan ROI tertinggi, menurut survei Hubspot. Selain kinerjanya yang sangat baik dalam meningkatkan engagement dan konversi, alamat email digunakan sebagai pengenal pengguna umum yang menghubungkan data pihak pertama lainnya. Tidak mengherankan bahwa email telah membuat comeback yang kuat dalam beberapa tahun terakhir.

Di media sosial, kami telah melihat marketers secara aktif mencoba format baru untuk menguji kreativitas mereka. Email tidak terkecuali. Semakin banyak merek mulai menggunakan konten interaktif untuk meningkatkan engagement. Beberapa contohnya adalah British Airways, yang menggunakan penghitung waktu mundur untuk mengingatkan pelanggan tentang sisa waktu promo. (baca lebih lanjut: contoh email interaktif yang bagus).

Konten interaktif terbukti lebih menarik namun diabaikan oleh banyak marketers. Menurut Litmus, 91% konsumen menginginkan konten interaktif, tetapi hanya 17% marketers yang menyediakannya.

Saat peluang semakin besar, banyak email provider yang juga mulai menyediakan konten interaktif di koleksi template mereka untuk dimanfaatkan sepenuhnya.

Chatbot untuk mendorong conversational commerce

Pandemi COVID-19 secara signifikan mengubah cara konsumen berbelanja. Karena semakin banyak konsumen yang beralih ke online, perusahaan menghadapi peningkatan permintaan conversational di messaging channel mereka, yang mendorong pertumbuhan explosif chatbot. Fenomena ini sangat terlihat di Asia Tenggara.

Ambil Facebook Messenger sebagai contoh. Saat ini, platform tersebut memiliki sekitar 300 ribu chatbot, dibandingkan dengan hanya 100 ribu pada tahun 2018. Menurut Global Market Insights, “Total market share untuk chatbot di seluruh dunia akan melebihi $1,3 miliar pada tahun 2024.”

Chatbots tidak hanya digunakan dalam membalas pesan secara otomatis untuk mengurangi biaya operasional. Chatbots juga banyak digunakan di conversational commerce yang berkembang pesat. Conversational commerce adalah metode bagi perusahaan untuk menggunakan titik kontak sosial seperti obrolan dan messenger untuk menarik pelanggan dan menjual produk mereka. Menurut Meta, pertumbuhan conversational commerce terutama terlihat di APAC, dengan Asia Tenggara di garis depan inovasi, dan orang-orang 1,28 kali lebih mungkin untuk terlibat dengan perusahaan melalui pesan dibandingkan dengan rata-rata global. Selain itu, perusahaan mulai berinvestasi dalam chatbots yang lebih cerdas dengan AI untuk  memahami konteks, mempromosikan rekomendasi yang dipersonalisasi, dan memproses pembayaran.

#4 Akselerasi digital dengan low-code/ no-code tools

Sebelumnya, marketers mengandalkan dukungan teknis untuk mewujudkan ide-ide hebat. Dengan platform low-code / no-code yang semakin populer, marketing masa depan dapat dilakukan dengan cara yang benar-benar cepat dan inovatif.

Apa itu low-code/no-code (LC/NC) dan bagaimana Anda bisa memanfaatkannya

Baik low-code maupun no-code memberikan kemudahan untuk marketers dengan sedikit atau tanpa perlu menulis kode. Platform-platform ini menggunakan fitur drag-and-drop intuitif, antarmuka visual dan logical sequence untuk memungkinkan pengguna mewujudkan ide-ide mereka secara lebih efisien. Sementara platform tanpa kode dibuat untuk pengguna non-teknis (terutama marketers), platform kode rendah menguntungkan bagi developer karena fleksibilitasnya untuk mendukung skrip.Munculnya low-code / no-code platform akan mempercepat proses marketing dan mempersingkat waktu untuk menjalankannya. Era teknologi ketika kita harus menunggu antrian dari tim pengembang untuk menjalankan marketing telah berakhir. Saat ini, Marketer dapat langsung menguji hipotesis mereka dengan membuat prototipe dalam waktu yang singkat.

Setelah dikonfirmasi, penemuan tersebut dapat diberikan ke tim produk dan pengembang untuk akhirnya disempurnakan.

Menurut Gartner, 65% perkembangan aplikasi akan menjadi low-code pada 2024.

Apa yang harus diperhatikan untuk marketing

LC/NC digunakan secara luas dalam marketing – Anda dapat dengan mudah membuat desain dengan Canva, mengirim email otomatis melalui Mailchimp, membuat landing page menggunakan Unbounce, menjadwalkan postingan sosial media Anda di Hootsuite, dll. Apa pun yang Anda lakukan dengan marketing Anda, pasti ada alat untuk itu.

Yang lebih menarik adalah bagaimana LC/NC mempermudah marketer dalam mengelola insight dan prediksi data 

Sebelumnya, machine learning dilihat sebagai investasi yang sulit, kompleks, dan mahal. Namun, sudah ada banyak platform no-code yang dapat menyederhanakan proses dalam prediksi data dan memungkinkan seluruh pengguna untuk memakai fitur drag-and-drop dalam melakukan eksperimen terhadap data mereka. Anda dapat menemukan AI module support  yang dapat dengan mudah disesuaikan di beberapa platform customer engagement seperti Emarsys, Blueshift, dan Braze. Hal ini memungkinkan marketers untuk memprediksi pembelian pengguna, churn, dan afiinity untuk personalisasi secara luas.

#5 All-in-one tidak lagi diminati. Martech stack menjadi pilihan

Pasar cepat berubah dari sebelumnya. Channel baru, perilaku konsumen baru muncul setiap hari. Bisnis saat ini perlu bereaksi cepat terhadap permintaan pasar dan memastikan perangkat mereka mengikuti tren terbaru. 252 dari 374 marketers (67%) menyebutkan bahwa mereka mengganti platform teknologi marketing dalam satu tahun terakhir  (Martech Replacement Survey, 2021).

Model all-in-one, yang lebih disukai oleh beberapa bisnis karena kemudahan manajemennya, sulit untuk memenuhi permintaan konsumen di era marketing modern.

Meskipun solusi all-in-one dulu disukai karena kelengkapan dan kemudahannya, namun ternyata lebih sulit untuk bersaing dengan produk terbaik di dunia yang berubah dengan cepat. Sementara itu, beberapa marketers menganggap investasi mereka tidak efisien karena mereka tidak menggunakan semua fitur, tetapi mereka tidak dapat mengurangi biaya fitur yang tidak mereka gunakan.

Gartner Marketing Technology menyebutkan bahwa 84% marketers percaya martech stack lebih efektif untuk memenuhi tujuan bisnis, 10% lebih banyak daripada mereka yang memilih pendekatan suite terintegrasi.

Munculnya stack fleksibel yang dapat disesuaikan

Untuk membangun ekosistem yang fleksibel, sangat penting untuk memastikan platform yang digunakan dalam stack dapat dengan mudah diintegrasikan satu sama lain. Platform yang memiliki pendekatan API-first dan memiliki banyak pre-built integration akan memiliki peluang lebih besar dalam memaksimalkan kinerja martech stack Anda di masa mendatang.

Rangkuman dari beberapa tips

Teknologi marketing merupakan fondasi yang sangat penting di era marketing modern, sehingga sangat penting bagi marketers untuk memahami cara melakukan investasi yang lebih cerdas. Dengan banyaknya platform baru yang canggi, tidak jarang marketers dihadapkan oleh berbagai keputusan yang sulit. Berikut adalah beberapa saran yang perlu diingat sebelum Anda membeli platform.

Strategi pertama, teknologi kedua

Suatu platform dapat digunakan untuk mendukung suatu strategi, tetapi itu bukan merupakan sebuah strategi. Harvard Business Review menjelaskan dua perangkap utama dalam bisnis: membeli solusi Martech yang salah termasuk penimbunan data yang mengacu pada perolehan informasi yang berlebihan hanya karena “mungkin berguna suatu hari nanti”; dan sindrom objek baru – kecenderungan seseorang untuk mengejar tren dan ide baru tanpa fokus. Keduanya didasarkan pada pendekatan bottom-up dari teknologi apa yang tersedia. Ketika Anda ingin membangun sebuah Martech Stack, Anda harus menganalisis pendekatan marketing Anda saat ini dan identifikasi bagaimana platform-platform tersebut dapat mendukung strategi Anda tanpa hambatan.

Baca lebih lanjut:  https://hbr.org/2021/07/dont-buy-the-wrong-marketing-tech

Mulai dengan fleksibel

Konsep dari martech stack yaitu dengan model plug-and-play yang fleksibel dan sederhana. Karena itu, Anda tidak perlu membeli semuanya sekaligus. Beberapa platform akan lebih penting daripada yang lain. Anda harus mulai membangun kemampuan teknis di seputar perjalanan pengguna terpenting yang ingin Anda berikan, menyiapkan rencana penilaian, dan berkembang darinya. Ingatlah bahwa pilihan teknologi Anda akan menjadi komponen masa depan Martech stack Anda. Pilih kombinasi yang tepat yang secara mudah dapat menyatu sebagai sebuah ekosistem.

Perkembangan teknologi marketing memang mengasyikkan, namun terkadang menakutkan. Jika saat ini Anda mencoba untuk memvalidasi kebutuhan Anda, mengevaluasi platform, atau  lebih memahami tren, segera berbincang dengan kami. Ematic Solutions adalah ahli di teknologi marketing. Kami telah bekerjasama dengan lebih dari 70 platform terkemuka di setiap aspek dari teknologi marketing, mulai dari marketinf automation hingga pengiriman pesan, data, dan analitik. Kami telah membantu lebih dari 500 perusahaan melakukan investasi Martech yang lebih cerdas di sembilan negara: Singapura, Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Bosnia.

Facebook
LinkedIn
Twitter
WhatsApp
Email

if you want to learn more about the trends